Selasa, 01 Juni 2010

I can Wait Forever

"I Can Wait Forever"

You look so beautiful today
When you're sitting there it's hard for me to look away
So i try to find the words that i could say
I know distance doesn't matter but you feel so far away
And I cant lie
Every time I leave my heart turns gray
And I want to come back home to see your face
And I
Cause I just cant take it

Another day without you with me
Is like a blade that cuts right through me
But I can wait
I can wait forever
When you call my heart stops beating
When you're gone it wont stop bleeding
But I can wait
I can wait forever

You look so beautiful today
It's like every time I turn around I see your face
The thing I miss the most is waking up next to you
When I look into your eyes, I wish that I could stay
And I cant lie
Every time I leave my heart turns gray
And I want to come back home to see your face
And I
Cause I just cant take it

Another day without you with me
Is like a blade that cuts right through me
But I can wait
I can wait forever
When you call my heart stops beating
When you're gone it wont stop bleeding
But I can wait
I can wait forever

I know it feels like forever
I guess that's just the price I gotta pay
But when I come back home to feel your touch
Makes it better
Till that day
Theres nothing else that I can do
And I just cant take it
I just cant take it

Another day without you with me
Is like a blade that cuts right through me
But i can wait
I can wait forever (I can wait forever)
When you call my heart stops beating
When you're gone it wont stop bleeding
But I can wait
I can wait forever
I can wait forever
I can wait forever...

InstaLasi Gizi dan Dietetik RSU Tangerang

1. Sejarah Berdirinya Instalasi Gizi
Pada tahun 1984 pengelolaan makanan terpisah tiap kelas. Untuk kelas I dan II dipegang oleh ibu asrama putrid dan pengelolaan makanan untuk kelas II dilakukan di dapur umum. Pada bulan Juli 1984 seluruh kegiatan untuk pengelolaan makanan dipindahkan ke instalasi gizi dan diolah di dapur umum. Pembagian makanan bersifat sentralisasi yaitu petugas membagikan makanan ke tiap ruangan. Kelas I dan II menggunakan piring dan kelas III menggunakan plato.
Tahun 1984 instalasi gizi dipimpinan oleh dr.Maria Lidwina dibantu oleh beberapa staf dan pemasak. Dua tahun kemudian, dr.Maria Lidwina digantikan oleh dr.Juwita Miharja dan dua tahun kemudia digantikan oleh dr.Meli Rosana Sianturi, selanjutnya digantikan oleh dr.Desi Riana. Seluruh kepala instalasi gizi tersebut dipindahkan ke bagian keuangan. PJMT Ibu Maria Mumpuni Triharsi kemudian diangkat menjadi kepala instalasi gizi namun beliau meninggal dunia dan kepala instalasi gizi digantikan oleh dr.Elvi Manurung, Sp.GK hingga saat ini.
Instalasi gizi dan dietetic RSU Tangerang berada langsung dibawah bidang pelayanan penunjang medik. Jumlah tenaga yang ada di Instalasi Gizi adalah 65 orang, dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut; 1 orang dokter gizi lulusan S2, 6 orang lulusan S1yang terdiri dari S1 sarjana gizi,S1 administrasi, S1 Tata boga, 2 orang S1 Kesehatan Masyarakat, 1orang S1 manajemen, 1orang lulusan D4 gizi, 3 orang lulusan D3 gizi, 2 orang lulusan D3 tata boga, 1 orang SMKA gizi, 3 orang SMA/sederajat, 22 orang lulusan SMKK Tata boga, 1 orang lulusan Tata Graha, 1 orang lulusan SKKP Boga, 6 orang lulusan SMP, dan 17 orang lulusan SD.


C. Visi, Misi, dan Tujuan Instalasi Gizi
1. Visi Instalasi Gizi
Visi instalasi gizi yaitu pelayanan gizi yaitu bersifat paripurna sesuai standar pelayanan dan memuaskan konsumen serta sebagai tempat pendidikan kesehatan professional.

2. Misi Instalasi Gizi
Misi instalasi gizi dan dietetic adalah memberikan pelayanan gizi dan dietetic yang menjadi penunjang utama dalam penyembuhan penyakit meliputi :
a. Penyelenggaraan makanan dan asuhan gizi yang berkualitas dan memuaskan konsumen pegawai
b. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pegawai secara terus menerus dengan peningkatan profesionalisme dan peningkatan pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat menjadi tempat pendidikan kesehatan yang professional dan diunggulkan.
c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan gizi terapan yang dapat dilaksanakan dan bermanfaat bagi pengembangan pelayanan gizi.



3. Tujuan Instalasi Gizi
Tujuan instalasi gizi adalah membantu pimpinan RSU Tangerang dalam memberikan pelayanan gizi dan dietetik dengan menyelenggarakan makanan, asuhan gizi, penelitian dan gizi terapan dengan cara memberdayakan sumber daya secara efektif dan efisien. Fungsi Instalasi Gizi dalam menyelenggarakan makanan, asuhan gizi, penelitian dan pengembangan serta pembinaan pegawai.

D. Pengorganisasian Pelayanan Gizi
Instalasi gizi dan dietetik RSU Tangerang dipimpin oleh seorang kepala instalasi gizi yang dibantu oleh 2 orang koordinator yaitu koordinator sumber daya dan koordinator pelayanan. Koordinator sumber daya terbagi menjadi bidang sarana dan prasarana, penelitian dan pengembangan, dan kepegawaian. Sedangkan koordinator pelayanan terdiri dari bidang kebersihan lingkungan, perbekalan, unit penyelenggaaraan makanan pasien, asuhan nutrisi dan unit penyelenggaraan makanan karyawan. Unit penyelenggaraan makanan pasien terbagi menjadi unit perencanaan, pengolahan dan distribusi.
Struktur organisasi instalasi gizi dan dietetik di RSU Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada bagan 2.2



E. Karakteristik dan Klasifikasi Tenaga Institusi Gizi
Dalam melaksanakan kegiatan Instalasi Gizi didukung oleh 62 orang karyawan dengan latar belakang pendidikan dari SD sampai S2 Gizi Klinik. Daftar kepegawaian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Profil Kepegawaian Instalasi Gizi
No Pendidikan Status Jumlah
PNS TKK
1. Dokter + S2 Gizi Kilinik 1 - 1
2. S1 Kesmas 1 - 1
3. S1 Tata boga 1 - 1
4. S1 Gizi 1 - 1
5. S1 Administrasi - 1 1
6. D4 Gizi 1 - 1
7. D3 Gizi 3 - 3
8. D3 Tata Boga 2 1 3
9. SMKA Gizi 1 - 1
10. SMK Graha 1 - 1
11. SMKK Boga 1 - 1
12. SMK Tata Boga 3 19 22
13. SMA 2 1 3
14. SMP 5 1 6
15 SD 5 13 18
Total 65



F. Analisa Ketenagaan di Instalasi Gizi RSU Tangerang
Kebutuhan akan tenaga ahli ini belum ada standar yang pasti, tetapi sudah disepakati bahwa untuk setiap institusi yang menyediakan makanan 300 porsi diperlukan seorang Sarjana Muda Gizi dan 2 Pengatur Gizi. Tenaga yang tidak ahli adalah juru masak, pembersih, tenaga administrasi dan tenaga khusus bila diperlukan. Kebutuhan tenaga yang tidak ahli ini bervariasi menurut besar kecilnya pelayanan gizi makanan kelompok tersebut. Sedangkan untuk Rumah Sakit kebutuhan tenaga ini lebih banyak lagi dan disesuaikan dengan macam pelayanan kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit tersebut atau sesuai dengan macam / kelas Rumah Sakit. Sebagai patokan bahwa untuk setiap 75-100 tempat tidur diperlukan 1 tenaga gizi dan 5-6 tempat tidur dibutuhkan 1 tenaga pemasak, 60-70 tempat tidur untuk 1 pekarya / pembersih.
Instalasi Gizi dan Dietetik RSU Tangerang berada langsung dibawah bidang Pelayanan Penunjang Medik. Jumlah tenaga yang ada di Instalasi Gizi adalah 65 orang, dengan latar belakang sebagai berikut :
1. Satu orang dokter gizi lulusan S2, yang menjabat sebagai kepala Instalasi Gizi dan dietetik bertanggung jawab memimpin penyelenggaraan gizi Rumah Sakit yang pada umumnya bertanggung jawab kepada Wadir Pelayanan Penunjan Medis.
2. Tiga orang lulusan S1, yang terdiri dari S1 administrasi, S1 Tata Boga dan S1 Kesehatan Masyarakat. Adapun lulusan S1 Tata Boga sebagai Koordinator Sumber Daya yang mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Gizi dan dietetik dalam Bidang Sumber Daya, sekaligus membawahi Bidang Sarana dan Prasarana, Litbang, dan Kepegawaian.
3. 1 orang lulusan D4 Gizi, sebagai Koordinator pelayanan
4. 1 orang lulusan D3 Gizi, membantu koordinator sumber daya dalam membantu tugas-tugasnya
5. 2 orang lulusan D3 tata boga, 10 orang SMKA gizi, 3 orang SMA/sederajat, 21 orang lulusan SMKK tataboga.
Analisis ketenagaan di instalasi gizi dan dietetik RSU Tangerang
Kebutuhan tenaga ahli di institusi yang menyediakan makanan sekitar 300 porsi diperlukan seorang sarjana muda gizi dan 2 orang pengatur gizi. Tenaga yang tidak ahli adalah juru masak, pembersih, tenaga administrasi dan tenaga khusus bila diperlukan. Kebutuhan tenaga yang tidak ahli ini bervariasi menurut besar kecilnya pelayanan gizi makanan kelompok tersebut. Sedangkan untuk rumah sakit, kebutuhan tenaga ini lebih banyak lagi dan disesuaikan dengan macampelayanan kesehatan yang dimiliki rumah sakit tersebut atau sesuai dengan macam / kelas rumah sakit. Sebagai patokan bahwa untuk setiap 75-100 tempat tidur diperlukan 1 tenaga ahli gizi dan 5-6 tempat tidur dibutuhkan.

1. Berdasarkan Indicator Staffing Needs (ISN)
Kebutuhan tenaga = beban kerja dalam 1 tahun
Waktu kerja yang tersedia / tahun

Kapasitas = jumlah beban kerja / tahun
= jumlah karyawan saat ini x jam keja x 365 hari
Waktu kerja yang tersedia
a. 365 hari – 90 hari (hari non efektif kerja)
b. 90 hari non efektif
12 hari cuti, 14 hari libur nasional
12 hari izin sakit, 52 hari minggu / tahun
c. 275 hari x 7 jam kerja efektif = 1925 jam
Jadi kebutuhan ahli gizi berdasarkan ISN adalah
Kebutuhan ahli gizi = 5 orang x 7 jam x 365 hari
1925 jam
= 7 orang

Pada saat ini jumlah ahli gizi di RSU Tangerang berjumlah 5 orang, tetapi perhitungan kebutuhan jumlah tenaga ahli gizi berdasarkan ISN adalah 7 orang. Diperlukan tambahan kurang lebih 2 orang lagi tenaga gizi agar pekerjaan lebih terfokus karena bertanggung jawab dengan satu pekerjaan. Misalnya 1 ahli gizi hanya bertanggung jawab menjadi koordinator atau menjadi penaggung jawab saranan dan prasarana.

Kebutuhan pemasak = 19 orang x 7 jam x 365 hari
1925 jam
= 25 orang
Kebutuhan pekarya = 6 orang x 7 jam x 365 hari
1925 jam
= 8 orang
Dengan adanya penambahan kebutuhan pemasak dan pekarya, dalam hal ini adalah petugas pendistribusian makanan ke ruangan pasien, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien, masakan dapat terjaga kualitasnya. Ada satu aspek penting yang menentukan mutu kerja dari seorang karyawan, yaitu faktor kelelahan. Tenaga kerja yang lelah tidak akan dapat bekerja secara efisien dan kualitas kerja yang dihasilkan tidak baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan dalam perhitungan kebutuhan tenaga pada penyelenggaraan makanan institusi :
a. Jumlah dan jenis porsi yang dilayani
b. Jumlah dan macam menu yang diselenggarakan
c. Jumlah hari pelayanan makanan
d. Jumlah dan macam peralatan yang tersedia
e. Sarana fisik dan prasarana yang tersedia
f. Jumlah, jenis, dan kualitas bahan makanan yang digunakan
g. Sistem produksi makanan yang digunakan
h. Sistem distribusi/ pelayanan makanannya

SeLayang Pandang RSU Tangerang

1. Sejarah RSU Tangerang
RSU Tangerang didirikan pada tahun 1928 dengan kapasitas 12 tempat tidur, menempati sebuah ruangan bui / penjara yang bekas lahannya sekarang menjadi lokasi masjid Agung Al-ittihad.
Pada tahun 1932 pindah ke jalan Daan Mogot No.03 dengan 40 kapasitas tempat tidur. Pada tahun 1943-1946 dipimpin oleh dr.J.Leimena kemudian oleh dr.Gembiro dengan kapasitas 65 tenpat tidur. Tahun 1950, setelah penyerahan kedaulatan RI, Rumah Sakit kembali ke jalan Daan Mogot Tangerang bergabung dengan Rumah Sakit bekas NICA dan dipimpin oleh dr.Gusti Hasan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum.
Tahun 1955 pengelolaan RSUD Tangerang diserahkan kepada pemerintah swatantra Kabupaten Tangerang. Tahun 1959 mulai direncanakan membangun sebuah rumah sakit baru di lokasi yang sekarang di jalan A.Yani No.09 Tangerang bersebelahan dengan gedung Sekolah Djuru Rawat (SDK) dan kementrian kesehatan di atas tanah 3,7 ha, dan pada tahun 1963 dibangun gedung kantor yang sederhana. Pada permulaan tahun 1964 menteri kesehatan Prof.Dr.Satrio menyerahkan gedung SDK kepada Pemda Tangerang.
Pada 11 September 1969 telah dijalin kerja sama antara Pemda Tangerang dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo / fakultas kedokteran Universitas Indonesia untuk meningkatkan fasilitas pada RSUD Tangerang. Sejak tahun anggaran 1969/1970 RSUD mulai dikembangkan secara bertahap dengan biaya dari APBD Tk II, APBD Tk I, dan APBN sehingga mempunyai kapasitas perawatan 341 tempat tidur. Pada tahun 1976 RSUD Tangerang dimanfaatkan untuk pendidikan tingkat V dan VI FKUI dari bagian penyakit dalam, kesehatan anak, bedah dan kebidanan / kandungan.
Sejak tahun 1977 dimanfaatkan untuk pendidikan dokter spesialis penyakit dalam, kesehatan anak, bedah umum, kebidanan dan penyakit kandungan. Sejak 22 September 1986 telah dijalin pula kerjasama antara Pemda Tangerang dengan fakultas kedokteran gigi UI dengan tujuan meningkatkan pelayanan RSUD Tangerang serta memanfaatkannya untuk pendidikan. Pada tanggal 22 april 1989, pergantian pimpinan / direktur RSUD Tangerang dari dr.Willy Rianti kepada dr.Syartil Arfan S.Pa. PAda tanggal 15 Desember 1993 status RSUD Tangerang ditingkatkan dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan dengan kapasitas saat itu sebanyak 337 tempat tidur dan melayani 23 jenis keahlian / spesialis. RSUD Tangerang sebagai unit swadana daerah dimulai dengan uji coba pada bulan april 1994 selama 2 tahun, diresmikan sebagai unit swadana pada bulan april 1996.
Memperoleh sertifikat akreditasi penuh untuk bidang administrasi manajemen, perawatan, gawat darurat dan pelayanan pada tanggal 21 Januari 1997 hingga tahun 2000. Pada tanggal 29 April 1998 pemanfaatan gedung poliklinik yang baru berlantai 3. Pada tanggal 5 Februari 2001, pelantikan dr.H.Budhi Setiawan. Sp.P, MARS oleh BApak Bupati Tangerang sebagai direktur menggantikan dr.H.Syartil Arfan Sp.A yang memasuki masa pensiunnya.
Pada tanggal 19 Februari 2001, menteri kesehatan RI Ahmad Suyudi meresmikan instalasi pengolahan limbah rumah sakit untuk 22 RS di 5 provinsi di RSUD Tangerang, Dengan dikeluarkannya PP No.23 tahun 2005 tentang pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, maka RSUD Kabupaten Tangerang berdasarkan keputusan bupati Tangerang No.445/Kep.402-HUK/2005 tanggal 20 Desember 2005 terhitung mulai tahun 2006 menyelenggarakan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah. Pada tanggal 21 Maret 2007, pelantikan dr.H.MJN.Mamahit, Sp.OG, MARS oleh Bapak Bupati Tangerang sebagai direktur RSUD Kabupaten Tangerang menggantikan dr.H.Budhi Setiawan Sp.P, MARS yang memasuki masa pensiunnya. Setelah dikembangkan secara bertahap saat ini RSUD Tangerang mempunyai bangunan dengan luas keseluruhan 18.624m2 dengan luas tanah 41.615 m2 dan memiliki 26 jenis keahlian dengan jumlah karyawan 937 orang.

2. Status kepemilikan
Status kepemilikan RSU Tangerang adalah milik pemerintah kota Tangerang.
3. Klasifikasi/Karakteristik RSU Tangerang
a. Struktur Organisai RSU Tangerang
Struktur organisasi RSU Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada bagan 2.1
b. Visi RSU Tangerang
“Menjadi RS rujukan kasus ruda paksa dan industri seta Kesehatan Ibu Anak untuk wilayah Tangerang dan sekitarnya, otonom dalam manajemen, dan sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan professional pada tahun 2010”
c. Misi RSU Tangerang
Menyelenggarakan pelayanan secara komprehensif yang meliputi :
1. Pelayanan rujukan umum untuk seluruh jenis spesialisasi
2. Pelayanan rujukan khusus dalam bidang traumatologi, kedokteran, okupasi dan kesehatan Ibu Anak bagi seluruh masyarakat Tangerang dan sekitarnya tanpa memandang status sosial
3. Menyediakan lahan pendidikan bagi tenaga kesehatan, melalui kerja sama dengan institusi pendidikan dan institusi kesehatan lain yang dikelola secara professional.

d. Motto RSU Tangerang
Motto RSU Tangerang adalah “BERTEMU KASIH” (Bersih, Tertib, berMutu dan Kasih Sayang).

e. Falsafah RSU Tangerang
Falsafah RSU Tangerang adalah :
a. Kesejahteraan karyawan Rumah Sakit mutlak diperhatikan atau ditingkatkan agar terwujud kontribusi pengabdian yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat .
b. Kepuasan pelanggan merupakan hal utama yang harus dijadikan sebagai dasar orientasi dalam pelayanan Rumah Sakit.
c. Keberhasilan misi Rumah Sakit hanya dapat diwujudkan melalui suatu sistem yang dapat menciptakan budaya kebersamaan, keterbukaan disertai profesionalisme yang menjunjung etos kerja yang tinggi.